Kamis, 11 Maret 2010

masa itu :')

hPeri bulan merindukan pangeran matahari
Untuk membagi lembutnya
Pangeran matahari merindukan peri bulan
Untuk membagi sinarnya, panasnya
Anak bumi tersenyum mencoba mengerti
Merasakan kehadiran keduanya
Sendiri-sendiri
Mereka ga bisa hadir berdua di mata anak bumi
Mereka bisa hadir bersamaan di mata anak bumi yang berlainan
Mereka harus, ya harus, muncul sendiri
Ada kabut yang menutupi bulan di pagi hari
Ada jarak yang jauh antara mereka saat malam hari
Bukan peri bulan pergi di siang hari
Bukan pangeran matahari lenyap ditelan malam
Bukan ga mau
Tapi ga bisa

Itulah sebabnya mereka senantiasa mendampingi
Sang peri senantiasa tersenyum ketika pangerannya bersinar kuat pada anak bumi
Tersenyum lemah dan tegar,
demi anak bumi yang mengagungkan keperkasannya
Begitu juga pangeran
Dia yang membagi sinarnya pada peri setiap malamnya,
hingga anak bumi memuja-muja kecantikannya
Peri itu menemani anak bumi, berputar
Anak bumi ditemani sang pangeran, memutarinya
Inginnya sang peri berputar pada pangeran, menari untuknya
Tapi ga terjadi
Jika terjadi pun menyakiti anak bumi
Takdirkah?

”Wahai peri bulan, wahai pangeran matahari
Terima kasih atas kisah kalian untukku;
Yang bisa merasakan menyayangi dan bisa disayangi
Yang bisa merindukan dan dirindukan
Yang pernah menyakiti dan disakiti
Bersamaan, tanpa harus takut
Pangeran dan peri yang sangat menginspirasiku,
Aku menjadi seorang yang luar biasa karena kalian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar