semilir angin mau mungkin iri, sama denganku, dengan semua yang terjadi, namun, apalah dia karena ternyata pasangan itu justru menikmati hilirnya yang menenangkan? malah semakin hangat dekapan yang mereka rasa. menambah kekhidmatan malam yang ternyata semakin larutnya semakin banyak bintang yang awalnya malu-malu ikut berpijar.
masa itu adalah saat kata bukan lagi suatu yang bermakna dan tergantikan oleh diam yang suci. tidak, memang tidak sepenuhnya diam-karena sekilas kulihat canda tawa dan raut serius dari mereka. mungkin diam. tapi hati terus saja bersorak. kegirangan. diam karena hanya duduk di sana, dan semakin lama semakin mendekat, ya, hanya duduk. sesekali merebahkan kepala di bahunya dan sesekali itu pula ada belaian di kepala. sesimpel itu dan seindah itu.
DP,ILU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar