Sore ini, di kala aku sedang menghadap layar laptop yang menggodaku untuk segera menyelesaikan tugas yang lama tak kusentuh, dari kejauhan kumandang azan menyerukan panggilannya. Aku, seperti sore-sore yang lain, lebih sering tidak peduli terhadap suara itu. Dasar memang aku ini. Akan tetapi, hatiku yang merindukan sujud, mengajakku untuk beranjak 10 menit kemudian dari kumandang tadi. Dan berjalanlah aku dengan niatan ikhlas untuk mengambil air wudhu.
Kutolehkan wajah ke sebelah kiri, tepat ke arah jendela yang menunjukkan karya sesuatu zat yang maha luar biasa. tentu sebuah karya yang juga maha luar biasa.
Awan mendung hampir mendominasi langit sore ini. hampir gelap.
Tapi ada beberapa lapis jingga yang menyeruak diantara hampir gelap itu.
Apa jadinya?
Sesuatu yang indah.
Dan rasa-rasanya tepat saja denganku. Bukan, bukan suasana hatiku yang sama dengannya. Aku keseluruhan, yang sama dengannya.
Aku yang hampir gelap, aku yang menyadari semakin jauh aku dengan pencipta mahakarya itu. Untungnya hampir, dan bukan sudah.
Aku juga, yang masih ada semburat indah, aku yang ternyata merindukan keindahannya.
dan kini jingga itu mengalah dengan mendung. gelap sudah sekarang langit.
tapi, aku tidak sama lagi dengannya. tidak, setelah kuletakkan kepala ini bersujud di atas sajadah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar