hujan selalu jadi temanku merenung. sepertinya ia yang paling setia diantara semua teman dan sahabatku. yang walau aku campakkan, dia tidak balik membenciku.
yang kusukai dari hujan, ada banyak.
1. Suaranya.
"jreeesss..."
buatku suara itu memlambangkan keberanian. Yaaa, seperti barisan pasukan yang akan meyerbu barisan lain. Begitu suara barisan hujan deras yang jatuh dari langit menuju barisan bumi. Apa yang ada dihadapnya, ya di situlah dia harus jatuh. Atap rumah, pesawat terbang, kotoran hewan, pohon, selokan, samudra, jalanan beraspal, manusia2, rumput, banyak lainnya. Dan setelahnya jatuh, bukan berarti diam. Hujan, itu air bukan? maka dia bergerak, menuju ke tempat lain. jatuh di jalan beraspal, menuju ke tempat pembuangan. Jatuh di kebun, meresap ke dalam tanah. jatuh di pohon, menyusuri batang. Jatuh di atas si kodok pun ikut bergerak kemana si kodok melompat. Jatuh di perkantoran, mengalir ke talang air. apapun, yang pasti, tidak diam, selama masih ada celah untuk bergerak.
"Ssseessss..."
lain lagi ceritanya saat gerimis. Lembut. Menenangkan. Aku paling suka sengaja menengadahkan wajahku saat gerimis, biar gerimis membelaiku. Selain memberikan efek terapi wajah *mungkin, hihi*,juga menenangkan hati. Gatau kenapa, tapi ya gitu deh! ahahaha...
Gerimis mengajarkanku kelembutan. Coba lihat itu di sana, hujan deras itu mulai mereda, menyisakan gerimis. Dan tiba2 saja seekor burung gereja berloncatan dari satu batang ke batang lain. Kurasa sengaja, untuk pemanasan. lalu dia terbang ke pohon lain, sambil mencicit *burung apa tikus? =))* dan kemudian beterbangan di sekitar pohon membiarkan tubuhnya dihujani.
Apakah hujan gerimis memang disukain oleh hampir semua mahkluk hidup, atau kebetulan aku dan burung kecil itu yang memiliki hobi yang sama? :)
2. harumnya.
Kalo yang ini harumnya ketika menyatu dengan tanah, passs banget aromanya. gue bercita2 pengen bikin sesuatu yang beraromakan ini, apakah parfum, pastagigi, pie, apalah. Hehehe.. Karena efeknya, buat gue siih, ngena banget. Bikin gue jadi kalem sejenak saat menarik nafas dalam2.
Air dan tanah. Dua elemen yang menyatu, ternyata menghasilkan perpaduan yang unik.
Air, dari tanah kembali ke tanah. Bisa saja harum itu adalah harum kerinduan.
3. setelah redanya.
Ada titik2 air sisa jatuhnya di atas daun. Seringkali menjadi objek fotografi, karena memang indah. Sisa air, tidak ada yang sia2 dari jatuh dan sakitnya hujan. Ada keindahan.
Titik air yang bergerak perlahan, yang hanya bergerak ketika angin meniupkan daun dan menyebabkan pergerakan. Sisa air, mungkin merasa bahwa dirinya tinggal sendiri, sudah tidak bisa mengalir lagi. Sisa air yang pasrah apakah ada cara untuknya kembali bersama pasukannya tadi.
Titik air yang pada akhirnya diam, di talang air, di kubangan, di botol2 bekas di pinggir jalan. Bukan menyerah. Tapi yakin bahwa nantinya toh mereka akan menguap dan berkumpul bersama lagi membela pasukan.
Aku suka hujan, karena hujan banyak membantuku menjalani kehidupanku.
ka dian emang jago deh nulis yang beginian.. si cantik ciamik yang puitis *ciciiiiww hahaha aku nulis hujan gara2 abis baca novel lama ka, lukisan hujan-nya sitta karina terus jadi terngiang-ngiang gitu deh kayak dangdut hahahaha bagus kaaa :)
BalasHapus