Kamis, 02 Agustus 2012

from coast to coast



Jauh sebelum kamu pergi ke daratan lain di ujung dunia, aku dan kamu berjanji dalam sebuah ikatan yang tidak akan pernah terputus. Memang kita bukan Tuhan, tapi kita bisa semena-mena. Selalu seperti itu, dari kecil. Merasa paling memiliki dunia dengan keasyikannya sendiri, hingga pernah juga terpuruk ketika menyadari kehidupan tidak semenyenangkan itu. Bermain bersama, tidak pernah terbayangkan olehku kita akan belajar bersama. Dulu belum kudapatkan insight bahwa melalui bermain kita belajar. Dan semakin sering kita bermain, sepeda, sepak bola, masak-masakan, pedagang pembeli, tak kusadari juga bahwa aku belajar menghargai dan menyayangimu.

Entah dari mana, satu guratan kemudian menyatukan garis masing-masing kita yang sempat berjauhan selama bertahun. Semakin bertambah usia, bertambah juga pengalaman bersamamu, semakin mengenalmu. Cara belajarmu, cara berceritamu, cara bersikapmu, kuperhatikan. Ada yang berbeda secara jelas. Tapi yang tampak sama pun juga ada yang sama jelasnya. Satu dari sekian banyak yang kuingat, kita sama-sama ditempat untuk mendewasa.

Ada yang bilang, bahwa menjadi dewasa itu banyak jalannya, dan akan berbeda setiap orangnya. Tapi lucunya, ada pola yang sama antara aku dan kamu. Dan itu yang semakin mendekatkan kita secara emosional.  Keluarga, pilihan, dan kejiwaan diri sendiri, itulah besarannya. Printilannya memang tidak mungkin sama, tapi untuk situasi bisa dikatakan kita serupa.

Sekarang, sudah jauh kamu di sana, dan aku tetap di sini. Menjalani pilihan, menjalani keluarga dan menjadi diri sendiri. sudahkah?

Sedang dalam proses. Kita akan terus ditempa, kita akan terus membentuk.

Persis dengan janji kita di atas kereta rel listrik malam itu, “kita selalu bareng ya :)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar