Kamis, 02 Agustus 2012

mimpi sepertinya cita-cita


draft



Petualangan mencari harta karun di dalam sebuah rumah tua.

Tokoh utama:
-          Gue
-         Pak jul, guru matematika yang gue benci banget pas jaman SMP. Dia sebagai saingan gue dalam mendapat harta itu. banyak sekali mengajarkan  gue ttg semangat dalam mencapai goal yang ada di hadapan, utk ga menyerah, berwawasan luas dan berpikir kreatif utk selama menempuh perjalanan. Dulu, di mimpi gue yang dulu, yang berjenis sama petualangan, dia juga muncul sebagai orang rese tapi selalu ‘menampar’ gue.
-      Gisa, temen kuliah gue. Dia sebagai orang lain selain gue yang gue percaya dalam pencarian harta itu. dia nantinya membantu menemukan kunci dari misteri yang kita hadapi bersama.
-          Agihta ,temen SD gue. Dia sebagai pemegang kunci dari insight perjalanan petualangan gue.
-          Dhea, temen kuliah gue. Dia sebagai panitia dari petualangan gue, yang memberikan clue2 utk pencapaian harta itu.
-          Mas Ewa, dosen gue. Sebagai orang lain dalam cerita petualangan yang terjebak oleh permainan panitia.

Setting:
-         Di sebuah rumah lama, diperkirakan sebagai rumah temannya Kuti (nenek gue yang paling gue sayang)

Alur:

Berkumpul di sebuah ruangan, dengan kira2 peserta 50 orang. Ada semacam briefing dari panitia, tapi gue ga dengarkan.

Perjalanan yang sulit dan berat utk mencapai ke loteng dari bangunan itu, perlu loncat dari satu batu ke batu lain, manjat, jalan di dinding yang pijakannya kecil, sempat ga percaya diri merasa ga mampu tapi terus mengabaikan perasaan ga mampu itu dan berhasil mengumpulkan keprecayaan diri. Lalu ada jalan buntu rahasia yang perlu sentuhan kecil agar terbuka. Pak jul datang dengan gayanya yang tengil mencemooh tapi juga membantu gue menemukan jalan rahasia itu. katanya “terang itu membawa kita”

Sampai di loteng, sementara peserta lain baru mulai manjat ke atas.

Loteng yang remang-remang. Di sinilah lokasi pencarian hartanya.

Mulai mencari, berpisah dgn pak jul.

Lama mencari, teman2 lain sudah datang dan semakin banyak pesaing yang berusaha mencari kode2 terselubung.

Melihat gisca datang dan memberikan kode bahwa dia menemukan petunjuk. Dengan kontak mata, aku berusaha mengkomunikasikannya pada gisca agar dia medndekatiku membawa petunjuk itu. Petunjukny ada di panjangan Kristal, ada guratan yang ga terbaca. Terpikir olehku utk membacanya dgn bantuan sinar matahari yang masuk lewat jendela di sebuah ruangan lain yang sepi dari para pesaing.  Pesan dari panitia. Tulisannya: “cahaya. semua cahaya. ohya pastikan argihta teman kalian berhasil sampai ke loteng, karena dia membawa minyak angin di kantungnya yang bermanfaat utk menangkap jin. Dhea”   Segera lari ke pintu loteng dan melihat gihta baru saja jalan, pesaing terakhir yang memanjat. Lama dan perlahan sekali dia menempuh perjalanan ke loteng. Sambil menunggu aku mencari2 petunjuk lain.

Bersama pak jul, sempat tertipu dengan sandi morse yang terpajang secara samar di sebuah pajangan bamboo.

Kembali ke pintu loteng, memastikan bahwa gihta akan datang, tapi dia tertatih dan hampir terjatuh. Ku teriaki agar dia sadar bangun dan semangat.

Akhirnya gihta sampai ke ujung loteng dengan sekarat. Rupanya dia sakit. Segera kutanyakan ttg minyaknya, dia berikan. Dan ada satu surat yang ia berikan, tulisannya, tapi tak begitu terbaca, intinya “aku senang bisa berkontribusi dalam pencarian harta ini. Smoga berhasil.” Lalu dia  mati.

Mas Ewa sempat tertipu dengan trik dari panitia pelaksanaan. Dia menemukan sebuah ruangan rahasia setelah menekan satu bata. Segera dikelilingi oleh peserta lain dan dari dalam ruangan itu muncul seorang bapak yang menanyakan beberapa pertanyaan. Mas ewa seperti agak gentar menjawabnya. siapa yang pertama kali menemukan ruangan ini? Mas ewa menjawab. Lalu ditanya, anda remaja atau dewasa? Karena hanya orang dewasa yang bisa memasuki ruangan ini. Dia jawab dewasa dan dipersilakan masuk, tapi hanya dia seorang yang boleh masuk. Setelah mas ewa masuk, bapak itu bilang “psikolog tidak boleh seperti itu. tidak boleh takut dengan apapun yang akan dihadapninya” (pesan yang masih absurd buat gue sampai detik ini, haha). Ga beberapa kemudian mas ewa muncul dari pintu lain dan bilang kalau tidak ada apa2 di dalam ruangan itu dan pergi melangkah begitu saja. Tapi gue sempat melihat ke lantai atas ada sosok dia jalan ke arah lain. Aku gak yakin mana mas ewa yang asli dan mana yang hantu. Lalu dia menghilang.
Tiba2 gue teringat pak jul dengan terangnya dan Dhea dengan cahayanya, gue mendapat aha bahwa gue harus mengambil foto dengan lensa kamera yang dioleskan minyak angin dari gihta, dengan blitz. Foto seluruh peserta di ruangan yang penuh dengan foto para leluhur di rumah itu. akhirnya gue berusaha mengumpulkan para peserta. Hasil fotonya ada para jin dari dunia lain yang sama sekali tidak tampak mengerikan, bahkan sangat bersahabat, merangkul para peserta, dan peserta yang tadinya bertampang biasa saja, ketika di foto hasilnya mereka tersenyum ramah.

Ada pesan tersembunyi dari pemiliki rumah. Katanya selama ini banyak sekali orang berbondong2 mencari harta karunnya. Harta yang berupa benda berharga dari rumah ini. Tapi tidak mereka temukan. Akibatnya, ada yang pulang begitu saja, ada juga yang menjadi korban kehausan materi duniawi. Baru kutahu yang ini kalau mas Ewa adalah salah satu korbannya. Dia jatuh dari loteng.

Baru sekarang misteri rumah ini terpecahkan. Pemilikinya hanya ingin tidak ada lagi orang2 yang mengganggu peristirahatan mereka dengan memberikan pelajaran pada orang2 yang mencarinya. Bahwa ada 3 opsi dari sebuah perjalanan: menyerah, terlalu ambisius, atau peka serta berhati2 dalam melakukan perjalanan. Sudah banyak orang yang menyerah dan ambisius. Baru kali ini ada peserta yang berhasil mengungkapkan keinginan pemiliknya. Orang itu adalah gue, didukung dengan teman2 seperti gisca dan argihta. Orang yang peka dan berhati2 akan bisa menjadi penyatu bagi orang lain. Seperti gue yang memfoto para peserta menyadarkan mereka bahwa mereka bukan lagi saingan, tapi keluarga.

Kalau mereka mau saling bekerja sama, misteri ini akan terpecahkan sejak lama. Ternyata banyak orang yang menemukan petunjuk2 tapi karena tidak mau saling mengenal dan saling curiga dengan label “pesaing” serta adanya keinginan yang besar utk memiliki seutuhnya harta karun yang diiming2in utk dirinya sendiri saja, adanya petunjuk yang mereka dapatkan mereka berusaha pecahkan sendiri.

*

Tiba-tiba gue terbangun. Dan segera menuliskan cerita ini dengan insight harta karunnya bukan materi, tapi teman, keluarga dan kepercayaan baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

What a dream.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar