Cerdas.
Ya, itulah kamu sedari dulu. Dan semakin brilian setiap
harinya.
Itulah mengapa orang-orang menyukaimu.
Kamu terlalu menarik untuk tidak ditengok. Kamu terlalu
menarik untuk tidak dikagumi. Kamu terlalu menarik untuk tidak disayangi. Kamu terlalu
menarik untuk tidak dijatuhkan oleh candaan. Kamu terlalu menarik untuk
diabaikan. Kamu terlalu menarik aku jauh ke dalam lembah penuh harta karun.
Sejujurnya, akhir-akhir ini aku kehilangan hasrat untuk
menumpahkan kata. Karena rasaku tertuju padamu.
Tidak ada surat cinta untukmu. Belum perlu. Belum perlu
cinta ditulis. Cinta masih dirangkai. Cinta masih sedemikian indahnya untuk
lebih baik dirasa tanpa perlu banyak kata. Rangkaian ini sebisa mungkin aku
tuangkan setiap saat bersamamu. Setiap tatap mata, setiap senyum, setiap tawa,
setiap hening, setiap kedip, setiap lontar kata. Rangkaian ini yang kujalin
dalam benak, menyambungkan setiap memori tentangmu. Kesukaanmu, kebiasaanmu,
ceritamu, ketidaksukaanmu, kegelisahanmu, biar kurajut untukku.
Cerita sajalah terus. Jangan berhenti. Aku senang mendengar setiap jejak dan perenunangmu. Kamu sosok yang menenangkanku, meski kita sama rumitnya.
Jangan takut soal penodaan, sebab kita memang tidak lepas dari dosa.
Berbeda dengan yang dulu-dulu yang ada harapan dariku
terhadap mereka, soal serasa. Sepertinya rasa yang kita punya sama. Dan dalam hati, kamu membenarkannya.
Aku sayang kamu.
Aku sayang kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar