tentang satu

“kalau ditanya, berapa jumlah kalian? Kalian akan jawab apa?”
Maka dengan tegas, lantang, dan mantap, kami akan menjawab, “SATU!!” hingga keseluruhan yang mendengarnya akan merasa jiwanya tergetar, hingga mereka yang intensinya menyerang akan gentar, hingga tak ada lagi aku atau kamu, kami atau mereka, yang ada hanya kita. Biar nantinya KITA itu yang berteriak, biar KITA yang bergerak, biar KITA yang bersama.

Inginnya kekitaan itulah yang melaju deras dalam nadi, sederas guyuran hujan yang senantiasa membasuh bumi pertiwi. Inginnya kekitaan itulah yang menyengat setiap saraf, seterik matahari di garis khatulistiwa. Inginnya kekitaan itulah yang bertumbuh lebat dalam nurani, selebat anugerahNya atas rimbunnya hutan tropis di tanah ini.

Rupanya setiap guyuran, setiap terikan, dan setiap lambaian pepohonan telah mengajak kita untuk menjadi seperti mereka, menjadi harmoni. Adanya guyuran tanpa disiangi hanya akan jadi petaka. Terus disiangi tanpa adanya guyuran, pun jadi bencana. Maka tiada pepohonan yang mampu melambai. Seperti itulah kita. Kita yang air, kita yang api, kita yang hidup. Saling membasuh dan menghangatkan, hingga bisa tercapai kita yang melambai bersama.

KITA yang SATU. Seindah itu.