kecuali hari ini, suratnya ditulis malam hari.
kecuali hari ini, suratnya ditulis saat bahkan tarikan nafas pun terdengar.
kecuali hari ini, suratnya ditulis saat ada canda tawa di sekitarku
kecuali hari ini, suratnua ditulis tanpa ada sirine pemadam kebakaran dari jauh.
kecuali hari ini, suratnya ditulis dengan tangan yang tidak berbau ayam, chicken wing yang enak.
kecuali hari ini, suratnya ditulis dengan tanpa menahan kantuk
ya, hari ini, hari kelimaku menulis surat cinta.
*
untuk angin berisik yang hampir menerbangkan jemuranku, baju-baju mama papa, pakaian dalam laki-laki dan perempuan, seprei, celana dan baju rumah dan juga handuk, terima kasih membuat siangku menjadi lelah.
juga untukmu angin terkuat yang pernah kutahu karena mengusir jauh awan gelap dan membawa pergi hujan itu biar ke jakarta saja?
masih untukmu angin deras yang mengusir awan malam kemarin yang memaksaku melihat butiran bintang di sana, sama kah kamu dengan yang semalam?
berbaik hatilah untuk siang ini agar jangan terlalu bersemangat bertiup. lihat di sana, api itu? gedung itu? keramaian itu? pelan saja bisa kau tiup?
untuk kebaikan hatimu, juga semesta alam raya dan cipta-ciptaannya, yang lain kali akan kubikinkan surat juga, terima kasih banyak.
nb. untuk elemen lain, aku tidak tahu apakan suratku akan sampai atau tidak. api, nanti malah menjadi abu kah suratku? air, nanti malah menjadi bubur kertas kah suratku? tanah, nanti akan menjadi kotor dan tertutup kah suratku?
nb2. ah, memangnya suratku untuk angin akan terbaca dan bukannya malah terterbangkan enatah kemana?
nb3. ah ya, kalau begitu, biar surat ini untuk petugas pemadam kebakaran yang baru saja melintas. terima kasih atas kepedulianmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar