Rabu, 18 Februari 2015

bosan?

Aku belum bosan denganmu. Entahlah, katanya, pada suatu titik manusia wajar mengalami kebosanan, kejenuhan, bisa pada rutinitasnya, pada pekerjaannya, bahkan pada orang yang disayanginya.

Apa yang terjadi padaku beberapa waktu terakhir ini, banyak sekali dipengaruhi oleh hal ketiga, orang yang disayangi. Kamu. Dan itu berdampak pada sebagian besar keseluruhan hariku.

Dua tahun aku mengenalmu, sekarang hampir tiga. Tidak ada yang spesial yang lain, kecuali ya dirimu sendiri. Sejak pertama berjumpa sampai dengan detik ini. Kamu terlalu menarik untuk diabaikan. Kenapa Tuhan memberiku rasa ingin tahu yang besar serta hati yang luas, mungkin untuk mengujiki. Mengujiku bagaimana caraku menempatkanmu, yang terlalu luas hingga sempat kumerasa bahkan hatiku belum cukup luas menampungmu.

Maka beginilah aku setiap harinya, dengan rutinitas yang mungkin itu-itu saja, tetapi dengan dinamika yang penuh gejolak. Rutinitasku adalah mengecek kabarmu. Kabarmu itu yang beraneka ragam setiap harinya (bahkan ketika kamu menjawab, "hariku biasa saja.")

Hujan lagi. Jatuh di daun lagi. Jagoanku dan jagoanmu bertegur sapa. Apa kabarmu hari ini?

Terkadang, didorong dengan rasa entah apa, aku pernah menjadi bagian dari keseharianmu. Tidak selalu ingin, tetapi justru yang terkadang dan tidak pasti itulah yang kemudian memunculkan debar yang lebih terasa. Ya, katakanlah aku pencari sensasi. Tapi, bukan itu prioritasku. Aku tidak mencari debar itu- yang sebaliknya terjadi malah mungkin debari itu yang mencariku, makanya ia selalu merebut aku, ketika aku bersamamu.

Menjadi bagian dari keseharianmu, sungguh sesuatu yang menyenangkan. Yang membuat aku yang sebelumnya- yang jauh dari rasa syukur, jauh dari rasa menghargai, jauh dari rasa peka terhadap hal yang remeh. Keseharian bersamamu, menyederhanakan aku.

Mungkin buatmu, aku terlalu mengejutkan. Perlukah aku minta maaf untuk hal ini? Karena, masuk ke dalam ceritamu juga terlalu mengejutkan buatku.

Pertama, aku bukan orang yang gampang menyukai orang lain, dalam hubungan apapun. Tapi, untuk poin pertama ini, aku mudah sekali tertarik dengan sosokmu, dengan pribadimu. Kurasa, kamu memang punya bakat untuk mudah disenangi orang lain.

Kedua, kamu agak misterius, lalu menjadi sangat misterius. Sampai akhirnya aku mengajak diriku untuk menemukanmu.

Dua hal itu, yang sampai saat ini terus berkembang dan semakin mengembangkan rasa yang perlahan tumbuh dan mematikan tombol bosanku.

Jadi, kalau setiap hariku menjadi sangat berwarna, menjadi sangat ramai, menjadi sangat "melelahkan", ya itu karena aku belum bosan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar