0
Setiap hari punya ceritanya
sendiri. Garis besar kehidupan selalu sama, tentang kejutan dan kesaksian. Tugasku
sangat mudah, tinggal terkejut-kejut, tinggal menyaksikan. Begitupun dengan
hari ini. Kesaksian sebuah rangkaian paralel berbagai kehidupan dalam satu hari.
1
Ada bayang perempuan yang setia
mendampingi lelakinya yang sakit. Lelakinya berdiri kokoh nyata, perempuannya
menyertai beserta rapuh. Begitulah memang yang namanya bayang. Akan pudar, tapi
tidak akan menghilang. Perempuan itu tidak pernah mengucap cinta pada
lelakinya. Tetapi dengan menjadi bayangnya, yang ada di setiap langkah,
begitulah perempuan merayakan cinta. Dengan menjadi bayang, ikrar bersama dalam
suka dan duka menjadi semakin dalam. Bayang bukan pengecut. Ia tidak akan
pernah lari. Bayang setia. Dalam terang
dan dalam gelap.
2
Selalu ada saja jiwa yang berontak
dan meronta-ronta. Ingin bebas, jeritnya. Ironisnya, jiwa itu tidak paham benar
dengan kebebasan. Berontak yang tak berotak, apa jadinya selain sia-sia. Akhirnya
sibuk sendiri mencari-cari definisi, sibuk sendiri mencari-cari pembenaran,
lalu merasa benar dengan definisi yang dicari-carinya itu. Entah kapan tiba
waktunya, jiwa yang terlambat menyadari akan berpikir, bahwa ia baru saja
melewati momen penemuannya. Tepat ketika ia menyibukkan diri mencari-cari.
3
Pintu ada untuk diketuk. Pilihan untuk
membuka atau membiarkan tertutup ada padanya… Terkadang hujan rintik mengetuk
menyapanya sembari lewat di depan rumahnya. Apalah rintik, toh air biasa.
Tetapi tidak demikian dengan perempuan itu. Lihatlah, dari gerimis ia belajar
tentang arti sebuah kunjungan. Maka perempuan itu membukanya, menyapa balik
dengan sangat ramah… Lain waktu ada lagi
manusia lain mengetuk pintunya. Sekadar menyelipkan surat di bawah celah pintu,
bahwa manusia tanpa terkecuali adalah manusia yang utuh. Usai mengetuk, belum
sempat dipersilakan masuk, manusia itu sudah pergi. Maka dibawanya masuk pesan
di depan pintu itu... Pernah juga ada cerita yang masuk tanpa mengetuk sopan
melainkan menggedor keras. Begitulah kejutan kehidupan, selalu datang dengan
cara yang tidak terduga. Awalnya takut untuk membuka pintu itu. Tapi dari setiap
ketuk selalu ada maksud kedatangan yang dibawa. Akhirnya perempuan itu berusaha
menerima si tamu lewat intipannya dari celah pintu. Menerka-nerka maksud
kedatangan yang kali ini…
Lucunya, perempuan itu selalu
memilih untuk membuka pintunya. Apa yang menjadikan perempuan itu kaya, adalah
kesempatan. Perempuan beruntung itu pandai sekali memanfaatkan kekayaannya.
Mengolah menjadi harta yang tak ternilai harganya. Harta yang jarang
diperebutkan oleh orang-orang masa kini yang masa bodoh.
4
Biru keungu-unguan warnanya.
Bukan, ini bukan warna bunga. Ini warna lebam. Dunia dengan warna juga ternyata
tidak seindah itu.
5
Hidup akan menceritakan kisahnya pada
kita, dengan caranya sendiri. Tanpa kita harus memaksa. Memaksakan diri dan
memaksa orang lain. Diam dan dengar saja. Seperti mendengar detik jam yang
terus berdetak, ia akan datang.
6
Setiap orang butuh pahlawan,
meski pahlawan kesiangan sekalipun. Frasenya tetap diawali dengan pahlawan.
Sayangnya, rasio permintaan pahlawan lebih banyak daripada pemenuhan sosok
pahlawan. Karena setiap orang mengharapkan orang lain sebagai pahlawannya,
orang lain mengharapkan orang lainnya lagi sebagai pahlawannya, dan seterusnya.
Permintaan pahlawan melonjak drastis, kebutuhan yang tersedia minim. Kadang
manusia menutup matanya sebelah, memandang hina kepahlawanan bagi dirinya
sendiri. Lalu ia terinjak dan merasa butuh pahlawan yang lain. Lalu ketika
pahlawannya tidak datang, ia memaki soal keadilan. Heran, berteriak-teriak
menuntut keadilan sambil secara nyata berlaku tidak adil pada dirinya sendiri. Di
mana integritas?
7
Ada yang termangu menatap meja,
kosong, ketika ia duduk di kafe. Tidak semua hal yang menyakitkan perlu
mendapatkan porsi untuk dirasakan. Kalau terlalu sakit dan berdampak pada
kehancuran, lebih baik dianggap tiada. Entah, mungkin perpaduan pahit dan asam memang
membuat mati rasa. Maka perempuan itu diam dan berbisik bukan pada sahabatnya
melainkan meja kosong,. Tentang kekosongannya yang akan ia isi dengan bibit
kebaikan, sebelum kembali lagi pada kekosongan. Lagipula, kehidupan bukan
perkara siapa yang menuai kebaikan paling banyak. Kehidupan perkara peninggalan
jejak dan penanaman bibit.
8
Hadiah kecil itu diterima dengan
gelak tawa yang renyah. Sebuah wafer renyah tanpa harga karena cuma-cuma. Cuma, ada satu hal yang menjadikannya berharga. Memberi adalah bagian dari kehidupan.
9
Perempuan tua yang kesakitan tersenyum melihat putrinya ada di ruang teras rumah terapi. Putrinya selalu menjadi kejutan kecil baginya, sejak dulu. Sejak perempuan tua dinyatakan hamil, sejak perempuan tua dirujuk untuk melahirkan lewat operasi, dan sejak-sejak yang lain. Sama seperti yang sudah-sudah, sakitnya siang ini mendadak lenyap. Hanya karena melihat putrinya ada di ruang teras rumah terapi. Menyambut, memeluk, dan mencium pipinya.
0
Inilah rangkaian kejutan yang
sayang untuk dilewatkan. Inilah rangkaian kejutan yang memanggil untuk
disaksikan. Mari duduk bersamaku. Terkadang kita akan jalan sedikit. Sesekali
melompat dan seringkali akan bergulingan. Setiap hari punya ceritanya sendiri. Kita
buat versi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar