sebelumnya, mungkin perlu diperjelas dulu judulnya. mana yang lebih menjijikkan? kepalsuan, atau kejujuran? *hazeg, daleeem. hahaha*
tulisan kali ini bermula dari dua buah peristiwa yang terjadi di kosan beberapa hari yang lalu. dua peristiwa yang karena kelebaian penulis menjadi dua peristiwa yang mendalam *ininya aja lebay.hahaha*
kejadian pertama.
satu orang perempuan, sedang makan. setau gue nih ya, sepengenalan gue ke dia, jaraaaang banget deh doi makan itu dengan anggun nan rupawan. *pit, pas nulis kalimat ini, gue berasa deja vu, apa gue pernah nulis ini ya?* nah, tetiba aja, pas lagi makan dan becanda-canda, dia menyendokkan makanannya dengan sangat elegan. dan pecahlah derai tawa diantara kami berdua.
"aahaaahahaha.. aiihh, jijik! sumpah,, geliiii...!! bukan lo banget, anjiirr!! hahaha..!! palsu tuh palsuu, jijiikk aah..!!"
kejadian kedua.
kami berdua sedang duduk2 atau sedang berbaring ya lupa, dan tetiba perempuan yang satunya berkata dengan jujurnya "gue mau kentut..." dan sebelum permintaan izin diterima .... duuuttt.... mantap.... yang disusul dengan kembali derai tawa membahana di satu kamar itu.
"huahahaha..!!! ternyata jujur juga ga kalah menjijikkannya, dodoool..!!! bau! jijiikk..!!! hahahaaha..."
*
saat gue sedang tidak menjadi diri gue, gue bisa mengatakan itu menjijikkan, yaaa walaupun yang terlihat adalah keindahan.
saat gue sedang menjadi diri gue, saat yang terlihat adalah yang menjijikkan, ya memang itulah bagian diri gue yang menjijikkan.
dan gue lebih bangga melihat diri gue yang menjijikkan tapi jujur, daripada melihat gue yang menjijikkan dalam kepalsuan.
*
anggap saja waktu adalah sebuah sahabat terdekat, yang ingin selalu disayangi dan menyayangi, yang selalu ingin dekat tidak ingin pergi menjauh, yang tidak ingin disesali. maka isilah dengan penuh makna.
Tampilkan postingan dengan label buku petuah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku petuah. Tampilkan semua postingan
Rabu, 08 Februari 2012
Kamis, 02 Februari 2012
sebuah kehangatan diantara dinginnya kopi
gueeeehhh tadi ke starbucks dooonnggg!!!!
ih plis banget, gue pengen banget kalian pada taauuu yaaah kalo gue ke starbuck. sebab, inilah momen langka yang membahagiakan untuk gue dan gue ingiiin sekali membaginya kepada kalian. hihihi...
ah, tapi, apalah artinya sombong lantaran gue alhamdulilah diberi rejeki bisa sedikit bermewah-mewahan dengan memesan itu lho, yang buy 1 get 2. *teteeeep, cari yang mureee. hahaha* ya ga? harusnya lebih besar syukur yang terucap, baik lisan maupun tulisan, daripada sekedar congkak. maka ada baiknya, prolognya diganti. baiklah.
gue dan kakak gue dan mama dan papa, malam ini, ke sebuah kafe kopi ternama di seluruh belahan dunia. kebetulan. ah tidak, tidak ada rejeki yang kebetulan. yaa anggap saja memang sudah digariskan untuk mendapatkan nikmat bersama dari empat gelas kecil kopi dan teh yang bisa dipesan di sana. empat gelas minuman yang ditenggak, empat puluh juta galon syukur yang disesap. sungguh.
hmm, not bad lah yaa, untuk sebuah prolog. hihihi.. lanjut? baiklah.
ditambah dengan empuknya kursi dan sandaran yang memanjakan, kami terbuai. ah, bukan. bukan dari materi itu, tapi dari sebuah yang dinamakan cinta. aku tidak begitu paham dengan komposisi dari green tea atau frapuccino yang apalah itu, berapa shot, berapa mililiter air, dan peduli amat. tapi rasanya aku cukup paham, bahwa komposisi hangatnya malam ini adalah campuran dari gelak tawa, memori masa kecil, memori masa muda, pencapaian saat ini, ledek-ledekan, dan ah jangan lupakan kedodolan yang menjadi ciri khas keluargaku yang sangat kubanggakan.
ada yang norak mencuri gula merah dari sana.
ada lagi yang terlalu sumringah karena belum pernah merasakan nikmatnya greentea. ada yang sombong karena baru lebih dari sekali, alias dua kali merasakan greentea itu.
ada yang wajib banget berfotoria di kursi itu.
ada yang gaptek karena bingung bagaimana foto dari nokia. ada yang sombong karena bisanya mengambil foto dari blackberry.
ada yang bangga karena hasil dari pekerjaannya sekarang bisa sedikit-sedikir ditabung.
ada yang bertambah ganteng sepulangnya dari kerja di offshore.
ah, ada- ada saja, sepertinya.
sungguh, dinginnya angin malam yang bertiup di kota hujan ini, tidak terasa.
dan waktu berlalu begitu saja. ya, bagaimana waktu yang satu jam mau dengan lambat dirasakan ketika waktu yang bergulir selama kira-kira dua puluh enam tahun pun tak terasa. seperempat abad lebih yang dijalani ayahku yang menyadari bahwa, kenapa anak-anaknya dari yang dulu tampangnya oon, sampai sekarang tidak oon lagi tapi dodol? seperempat abad lebih yang dijalani ibuku yang menyadari bahwa, mau seribu abadnya pun dirinya akan setia pada anak-anak dan suaminya. seperempat abad lebih setahun yang dijalani masku yang menyadari bahwa semakin lama, tanggung jawab berjalan beriring dengan kepercayaan. dan seperempat abad kurang yang dijalani oleh aku yang menyadari bahwa aku... ah, ya, apa yang kusadari?
bahwa ayahku adalah seorang penjujur yang giat bekerja yang tidak banyak kata namun tindakan adalah suatu yang lebih penting dari itu.
bahwa ibuku adalah seorang ibu, yang akan selalu kubutuhkan, sampai nanti ketika aku menikah, aku berumah tangga, aku mempunyai anak, aku berkarir, terus dan terus.
bahwa saudaraku adalah mereka yang membutuhkanku.
bahwa keluargaku tidaklah sesempurna yang terlihat, bahwa ada saja yang membuat perang kecil diantara kami.
ah, coba tengok itu, ada seorang ibu yang memarahi anaknya. ada juga ayah yang membentak putranya. ada juga saling menyalahkan diantara saudara. ada isak tangis. ada sakit yang tak terucap. ada benci yang memaki. biar, biar saja itu semua keluar atau teredam.
tapi, ah, siapa yang sampai hati memusnahkan ikatan yang tidak akan pernah mati? bukankah sia-sia?
suasana berbalut canda itu mungkin sedikit menyembunyikan rasa haru yang menyempil di sela-sela kami masing-masing.
kami suatu saat akan pergi. tapi tidak akan saling meniadakan. karena kami sudah terlanjur menghidupkan.
*
dan mungkin benar apa kata orang, berkeluarga adalah satu pelajaran baru lagi yang sebaiknya dijalankan.
ih plis banget, gue pengen banget kalian pada taauuu yaaah kalo gue ke starbuck. sebab, inilah momen langka yang membahagiakan untuk gue dan gue ingiiin sekali membaginya kepada kalian. hihihi...
ah, tapi, apalah artinya sombong lantaran gue alhamdulilah diberi rejeki bisa sedikit bermewah-mewahan dengan memesan itu lho, yang buy 1 get 2. *teteeeep, cari yang mureee. hahaha* ya ga? harusnya lebih besar syukur yang terucap, baik lisan maupun tulisan, daripada sekedar congkak. maka ada baiknya, prolognya diganti. baiklah.
gue dan kakak gue dan mama dan papa, malam ini, ke sebuah kafe kopi ternama di seluruh belahan dunia. kebetulan. ah tidak, tidak ada rejeki yang kebetulan. yaa anggap saja memang sudah digariskan untuk mendapatkan nikmat bersama dari empat gelas kecil kopi dan teh yang bisa dipesan di sana. empat gelas minuman yang ditenggak, empat puluh juta galon syukur yang disesap. sungguh.
hmm, not bad lah yaa, untuk sebuah prolog. hihihi.. lanjut? baiklah.
ditambah dengan empuknya kursi dan sandaran yang memanjakan, kami terbuai. ah, bukan. bukan dari materi itu, tapi dari sebuah yang dinamakan cinta. aku tidak begitu paham dengan komposisi dari green tea atau frapuccino yang apalah itu, berapa shot, berapa mililiter air, dan peduli amat. tapi rasanya aku cukup paham, bahwa komposisi hangatnya malam ini adalah campuran dari gelak tawa, memori masa kecil, memori masa muda, pencapaian saat ini, ledek-ledekan, dan ah jangan lupakan kedodolan yang menjadi ciri khas keluargaku yang sangat kubanggakan.
ada yang norak mencuri gula merah dari sana.
ada lagi yang terlalu sumringah karena belum pernah merasakan nikmatnya greentea. ada yang sombong karena baru lebih dari sekali, alias dua kali merasakan greentea itu.
ada yang wajib banget berfotoria di kursi itu.
ada yang gaptek karena bingung bagaimana foto dari nokia. ada yang sombong karena bisanya mengambil foto dari blackberry.
ada yang bangga karena hasil dari pekerjaannya sekarang bisa sedikit-sedikir ditabung.
ada yang bertambah ganteng sepulangnya dari kerja di offshore.
ah, ada- ada saja, sepertinya.
sungguh, dinginnya angin malam yang bertiup di kota hujan ini, tidak terasa.
dan waktu berlalu begitu saja. ya, bagaimana waktu yang satu jam mau dengan lambat dirasakan ketika waktu yang bergulir selama kira-kira dua puluh enam tahun pun tak terasa. seperempat abad lebih yang dijalani ayahku yang menyadari bahwa, kenapa anak-anaknya dari yang dulu tampangnya oon, sampai sekarang tidak oon lagi tapi dodol? seperempat abad lebih yang dijalani ibuku yang menyadari bahwa, mau seribu abadnya pun dirinya akan setia pada anak-anak dan suaminya. seperempat abad lebih setahun yang dijalani masku yang menyadari bahwa semakin lama, tanggung jawab berjalan beriring dengan kepercayaan. dan seperempat abad kurang yang dijalani oleh aku yang menyadari bahwa aku... ah, ya, apa yang kusadari?
bahwa ayahku adalah seorang penjujur yang giat bekerja yang tidak banyak kata namun tindakan adalah suatu yang lebih penting dari itu.
bahwa ibuku adalah seorang ibu, yang akan selalu kubutuhkan, sampai nanti ketika aku menikah, aku berumah tangga, aku mempunyai anak, aku berkarir, terus dan terus.
bahwa saudaraku adalah mereka yang membutuhkanku.
bahwa keluargaku tidaklah sesempurna yang terlihat, bahwa ada saja yang membuat perang kecil diantara kami.
ah, coba tengok itu, ada seorang ibu yang memarahi anaknya. ada juga ayah yang membentak putranya. ada juga saling menyalahkan diantara saudara. ada isak tangis. ada sakit yang tak terucap. ada benci yang memaki. biar, biar saja itu semua keluar atau teredam.
tapi, ah, siapa yang sampai hati memusnahkan ikatan yang tidak akan pernah mati? bukankah sia-sia?
suasana berbalut canda itu mungkin sedikit menyembunyikan rasa haru yang menyempil di sela-sela kami masing-masing.
kami suatu saat akan pergi. tapi tidak akan saling meniadakan. karena kami sudah terlanjur menghidupkan.
*
dan mungkin benar apa kata orang, berkeluarga adalah satu pelajaran baru lagi yang sebaiknya dijalankan.
Rabu, 01 Februari 2012
Selasa, 31 Januari 2012
lebay
gila ya! gue keseeel banget kemarin!
gue kan lagi di kosan. lagi rebahan aja, guling-guling *jadi rebahan apa guling-guling??hahaha* terus tetiba masa gue menyadari rambut gueeee, bundet! jadi ada dua helai rambut yang menyatu, ya ngebundet ituu... kesel gueh! sumpah!
gue tuh langsung kepikiran kalau gue HARUS banget ke salon. gue akan nyamperin mba-mba salonnya dengan ganas dan berkata," MBAK! SAYA MAU POTONG RAMBUT!".
mungkin gini skenarionya.
mba2 salon (M2S) : "boleh, mba, mohon tunggu sebentar"
gue, si ciamik (GSC) : "GABISAAA MBAA... PUHLISSS DEH! SAYA NI UDAH GERAH BANGET!"
M2S: "baik, baik, mba.. "
lalu gue didudukkan di kursi salonnya kan.
M2S: "seberapa mba dipotongnya?"
GSC: "yang ini aja mba, yang ujungnya ngebundet tolong dipotongin...."
oke, skenario di atas adalah trolling level sekian (*cie, 9gaggersssss...hahaha)
tapi ya, lo kebayang ga sih, kalau itu beneran terjadi?
gue berusaha membayangkan nih. dan sepertinya akan sangat mengganggu kenyamanan orang2 sekitar ya. ya ga sih, ganggu? kasian kan mba2nya. pertama, dia udah dimaki2 pas gue datang dengan marah2. kedua, dia udah niaat banget motongin rambut, peduli amat ya apakah dia beneran ikhlas atau sekedar menjalankan prosedur kerja yang berlaku di salon itu, hihihi.. tapi ternyata, cuman karena hanya untuk memenuhi keinginan gue yang sangat perfeksionis itu, bisa jadi kan dia bete?
*
ya, kadang kita ga suka kalau ada orang lebay, tapi kita pun lebay. mungkin sadar ga sadar, kita pernah lah berlebihan dalam bereaksi ya, menghadapi apapun. cuman, satu hal yang mau gue bilang. ada hal2 yang memang perlu kita hadapi secara berlebihan, ada juga yang ga.
(sumpah, idenya mentok. gangguuu!!!! hahhahaaha...)
(sumpah, ganggu banget dii, tulisan lo gantung)
(sumpah, ngeselin deh kalau nanggung gini)
(sumpah, bete banget, gue ga liat adanya relevansi di tulisan ini)
well, contohnya, ya, tulisan ini. ga perlu kan diberi reaksi berlebihan seperti yang di dalam tanda kurung itu? *alasan untuk ngeles aja sih gue, huahahha*
yang mau gue sampaikan adalah, lebay silakan, asal liat-liat sikon :)
gue kan lagi di kosan. lagi rebahan aja, guling-guling *jadi rebahan apa guling-guling??hahaha* terus tetiba masa gue menyadari rambut gueeee, bundet! jadi ada dua helai rambut yang menyatu, ya ngebundet ituu... kesel gueh! sumpah!
gue tuh langsung kepikiran kalau gue HARUS banget ke salon. gue akan nyamperin mba-mba salonnya dengan ganas dan berkata," MBAK! SAYA MAU POTONG RAMBUT!".
mungkin gini skenarionya.
mba2 salon (M2S) : "boleh, mba, mohon tunggu sebentar"
gue, si ciamik (GSC) : "GABISAAA MBAA... PUHLISSS DEH! SAYA NI UDAH GERAH BANGET!"
M2S: "baik, baik, mba.. "
lalu gue didudukkan di kursi salonnya kan.
M2S: "seberapa mba dipotongnya?"
GSC: "yang ini aja mba, yang ujungnya ngebundet tolong dipotongin...."
oke, skenario di atas adalah trolling level sekian (*cie, 9gaggersssss...hahaha)
tapi ya, lo kebayang ga sih, kalau itu beneran terjadi?
gue berusaha membayangkan nih. dan sepertinya akan sangat mengganggu kenyamanan orang2 sekitar ya. ya ga sih, ganggu? kasian kan mba2nya. pertama, dia udah dimaki2 pas gue datang dengan marah2. kedua, dia udah niaat banget motongin rambut, peduli amat ya apakah dia beneran ikhlas atau sekedar menjalankan prosedur kerja yang berlaku di salon itu, hihihi.. tapi ternyata, cuman karena hanya untuk memenuhi keinginan gue yang sangat perfeksionis itu, bisa jadi kan dia bete?
*
ya, kadang kita ga suka kalau ada orang lebay, tapi kita pun lebay. mungkin sadar ga sadar, kita pernah lah berlebihan dalam bereaksi ya, menghadapi apapun. cuman, satu hal yang mau gue bilang. ada hal2 yang memang perlu kita hadapi secara berlebihan, ada juga yang ga.
(sumpah, idenya mentok. gangguuu!!!! hahhahaaha...)
(sumpah, ganggu banget dii, tulisan lo gantung)
(sumpah, ngeselin deh kalau nanggung gini)
(sumpah, bete banget, gue ga liat adanya relevansi di tulisan ini)
well, contohnya, ya, tulisan ini. ga perlu kan diberi reaksi berlebihan seperti yang di dalam tanda kurung itu? *alasan untuk ngeles aja sih gue, huahahha*
yang mau gue sampaikan adalah, lebay silakan, asal liat-liat sikon :)
Senin, 30 Januari 2012
baca baca baca
gue udah memikirkan segmentasi pasar dari buku yang akan gue rencanakan dibuat, hehehe. gue pengen, pembacanya itu dari seluruh kalangan, baik dari yang baru mulai bisa baca sampai dengan orang-orang yang udah rabun.
ide gue ini bisa dibilang mulia ya karena gue pengen banget, memajukan minat baca di masyarakat kita ya.
gue jadi inget nih, pertama kali gue bisa baca, gue sumringaaaah banget, begitu juga dengan mama. saking senengnya, anaknya disuruh baca segala sesuatu di manapun kapanpun, even di kamar mandi even pas pup. oke. sekarang gue tau banget ketergantungan gue ga bisa banget pup tanpa ada sesuatu yang bisa gue baca, minimal banget kandungan2 yang tertulis di tempat shampo. gue baca dari dalam, harus dilafalkan, kata mama, jadi si mama nungguin gue di luar sambil ngedengerin gue baca. kalau ada yang salah, mama akan kasih tau. lucu. nah, apa yang gue baca? cerita tentang binatang-binatang lucu. ah, sekarang gue juga tau deh apa yang menjadi akar dari sayangnya gue ke binatang-binatang.
gue jadi teringat juga sama kakak gue. dia yang memotivasi gue untuk banyak baca. gue merasa kakak gue itu keren karena buku-bukunya kebanyakan gue ga ngerti. makanya kan gue jadi tertantang untuk baca juga, supaya keliatan keren.... *salah motivasi*
gue juga jadi teringat, eyang-eyang gue yang sangat rajin membaca, walaupun sudah rabun. ah ya, kalau sudah menjadi suatu kebiasaan, pasti akan selalu dijalankan kan ya, dan keterbatasan itu bukan jadi suatu penghalang. toh ada kacamata, ehehehe...
ada satu eyang gue yang hobiiii banget baca... baca TTS di koran. semua koran di rumah tuh ya, kalau beliau datang berkunjung, pasti ada aja jawabannya. gue rasa beliau pinter pasti karena sering ngerjain TTS *nyuwun pangapunten, yang, kalau ga sopan....*
ada lagi eyang gue yang sukanya baca iklan. beliau mengajarkan bahwa setiap informasi itu kelak akan berguna, jadi baca semua. baca! penting da penting, baca! dan berkat pernyataan beliau lah, gue jadi percaya diri untuk membuat tulisan ini. gue yakin, orang-orang akan tergerak untuk membaca. *lah wong, tulisan ga cetek gini mau2nya dibaca kok ya. bhihhiihii..*
ada lagi eyang gue yang hobinya baca makalah dan klipping. agak-agak ga nurun ke gue kok ya tapi. tapi pun demikian, adalaah dikiiiit yang nurun, paling ga, gue suka bacain artikel (tanpa mencari tahu kebenarannya - ah, sangat tidak kritis)
pengennya seluruh orang yang bisa baca akan baca tulisan gue. tapi ya mudah2an, segmentasinya juga bisa menyebar sampai ke orang-orang dengan keterbatasan seperti orang yang tuna netra.
gue jadi inget, ada seorang mba2 pijet yang uenaak tenan kalau mijetin keluarga gue. dia orangnya semangat banget buat belajar. dia ga malu untuk bertanya. dan harapan gue ke dia, yaaa kalau-kalau dia baca buku gue, dia ga akan malu untuk bertanya, "mba dian, ini hasil karya mba? mba ga malu nulis gini?" aaah, mba pijet, dirimu yang mengajarkan untuk tak tahu malu kok tanpa malu kamu bertanya pertanyaan memalukan seperti itu... :)
*
melalui tulisan ini, gue mau menyampaikan bahwa kita secara bersama2 harus mau bersatu padu dalam gerakan anti tuna aksara dan gerakan melek baca. mari kita semua berantas kebodohan.... dan pilih saya sebagai walikota Bogor....
kadang-kadang kemauan orang-orang di sekitar gue, yang menolak untuk membaca itu, aneh. mereka maunya semua dimudahkan, tapi gamau baca. padahal kan susah, kalau ga mau baca. yang ada mereka malah jadi korban penipuan. lah yang bisa baca aja kalau ga cermat, bisa juga kena tipu kan, apalagi mereka-mereka yang ga mau belajar membaca.
gue sampai berusaha mengerti bahwa mungkin membaca bukan jadi kebutuhan utama dalam hidup mereka (ga semua ya), tapi uang. tapi uang ga bisa bikin pinter kalau ga tau harus digimanain uang itu kan ya?
ah, pemikiran2 gue masih ga sistematis ya, tapi gitu deh (tapi untung masih di blog,hihihi), gue mau pinter, gue juga mau orang lain pinter. mungkin gue sok peduli atau sok pinter, tapi bukannya enak banget ya kalau semua orang bisa baca? paling ga, nantinya banyak lah yang baca tulisan gue..... huahahahaha...
nah, niatan gue adalah menjadikan membaca itu suatu kebutuhan. seperti gue, yang butuh banget baca ketika pup atau ketika menunggu atau ketika sedang di kereta atau ketika sedang jenuh. paling ga, buat anak gue nantinya, akan gue biasakan seperti itu. hehehee..
terima kasih sudah membaca! :D
ide gue ini bisa dibilang mulia ya karena gue pengen banget, memajukan minat baca di masyarakat kita ya.
gue jadi inget nih, pertama kali gue bisa baca, gue sumringaaaah banget, begitu juga dengan mama. saking senengnya, anaknya disuruh baca segala sesuatu di manapun kapanpun, even di kamar mandi even pas pup. oke. sekarang gue tau banget ketergantungan gue ga bisa banget pup tanpa ada sesuatu yang bisa gue baca, minimal banget kandungan2 yang tertulis di tempat shampo. gue baca dari dalam, harus dilafalkan, kata mama, jadi si mama nungguin gue di luar sambil ngedengerin gue baca. kalau ada yang salah, mama akan kasih tau. lucu. nah, apa yang gue baca? cerita tentang binatang-binatang lucu. ah, sekarang gue juga tau deh apa yang menjadi akar dari sayangnya gue ke binatang-binatang.
gue jadi teringat juga sama kakak gue. dia yang memotivasi gue untuk banyak baca. gue merasa kakak gue itu keren karena buku-bukunya kebanyakan gue ga ngerti. makanya kan gue jadi tertantang untuk baca juga, supaya keliatan keren.... *salah motivasi*
gue juga jadi teringat, eyang-eyang gue yang sangat rajin membaca, walaupun sudah rabun. ah ya, kalau sudah menjadi suatu kebiasaan, pasti akan selalu dijalankan kan ya, dan keterbatasan itu bukan jadi suatu penghalang. toh ada kacamata, ehehehe...
ada satu eyang gue yang hobiiii banget baca... baca TTS di koran. semua koran di rumah tuh ya, kalau beliau datang berkunjung, pasti ada aja jawabannya. gue rasa beliau pinter pasti karena sering ngerjain TTS *nyuwun pangapunten, yang, kalau ga sopan....*
ada lagi eyang gue yang sukanya baca iklan. beliau mengajarkan bahwa setiap informasi itu kelak akan berguna, jadi baca semua. baca! penting da penting, baca! dan berkat pernyataan beliau lah, gue jadi percaya diri untuk membuat tulisan ini. gue yakin, orang-orang akan tergerak untuk membaca. *lah wong, tulisan ga cetek gini mau2nya dibaca kok ya. bhihhiihii..*
ada lagi eyang gue yang hobinya baca makalah dan klipping. agak-agak ga nurun ke gue kok ya tapi. tapi pun demikian, adalaah dikiiiit yang nurun, paling ga, gue suka bacain artikel (tanpa mencari tahu kebenarannya - ah, sangat tidak kritis)
pengennya seluruh orang yang bisa baca akan baca tulisan gue. tapi ya mudah2an, segmentasinya juga bisa menyebar sampai ke orang-orang dengan keterbatasan seperti orang yang tuna netra.
gue jadi inget, ada seorang mba2 pijet yang uenaak tenan kalau mijetin keluarga gue. dia orangnya semangat banget buat belajar. dia ga malu untuk bertanya. dan harapan gue ke dia, yaaa kalau-kalau dia baca buku gue, dia ga akan malu untuk bertanya, "mba dian, ini hasil karya mba? mba ga malu nulis gini?" aaah, mba pijet, dirimu yang mengajarkan untuk tak tahu malu kok tanpa malu kamu bertanya pertanyaan memalukan seperti itu... :)
*
melalui tulisan ini, gue mau menyampaikan bahwa kita secara bersama2 harus mau bersatu padu dalam gerakan anti tuna aksara dan gerakan melek baca. mari kita semua berantas kebodohan.... dan pilih saya sebagai walikota Bogor....
kadang-kadang kemauan orang-orang di sekitar gue, yang menolak untuk membaca itu, aneh. mereka maunya semua dimudahkan, tapi gamau baca. padahal kan susah, kalau ga mau baca. yang ada mereka malah jadi korban penipuan. lah yang bisa baca aja kalau ga cermat, bisa juga kena tipu kan, apalagi mereka-mereka yang ga mau belajar membaca.
gue sampai berusaha mengerti bahwa mungkin membaca bukan jadi kebutuhan utama dalam hidup mereka (ga semua ya), tapi uang. tapi uang ga bisa bikin pinter kalau ga tau harus digimanain uang itu kan ya?
ah, pemikiran2 gue masih ga sistematis ya, tapi gitu deh (tapi untung masih di blog,hihihi), gue mau pinter, gue juga mau orang lain pinter. mungkin gue sok peduli atau sok pinter, tapi bukannya enak banget ya kalau semua orang bisa baca? paling ga, nantinya banyak lah yang baca tulisan gue..... huahahahaha...
nah, niatan gue adalah menjadikan membaca itu suatu kebutuhan. seperti gue, yang butuh banget baca ketika pup atau ketika menunggu atau ketika sedang di kereta atau ketika sedang jenuh. paling ga, buat anak gue nantinya, akan gue biasakan seperti itu. hehehee..
terima kasih sudah membaca! :D
buku petuah
assalamualaikum, temen-temen semua, gue mohon doa restu ya. Jadi untuk kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, gue akan membuat buku….. *TSAAAHHH edaaan* tapi sembari menunggu penerbit, gue akan publish tulisan-tulisan gue di blog…
(oke, itu tentang yang penerbit, gue masih ngayal kok. bahkan tentang bukunya pun masih semi ngayal. Tapi yang pasti, tulisan-tulisan itu akan bisa dinikmati di sini. Hihiihi)
Nah, dalam perencanaan gue, gue akan membuat sebuah karya yang sangat gue ya. Dalam hal ini berarti: atraktif, dodol, insightful, semi-semi jujur ngarang. Begitu ya kira-kira. Rancangan itu kemudian akan gue beri judul “Buku Petuah”. Kenapa demikian? Karena yaa, ini yang dibutuhkan olah masyarakat kita ya *makin banyak gaya*. Petuah itu kadang lebih gampang diucapkan daripada dilakukan, benar? Nah, karena itu saya lebih memilii menuliskannya daripada menjalankannya. Huahahahaa…
Kira-kira sekian pengantar dari gue ya. Ini dibuat bahkan sebelum ada cerita-ceritanya *jadi inget pas buat skripsi, kata pengantar udah jadi aja sebelum skripsi rampung*. Jadi maafkan jika para pembaca setiaku harus menunggu setiap posting-annya.
Akhir kata, sama seperti awal kata gue, mohon doa restu buat kelancaran ide kreatif selama berjalannya proses jangka panjang ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Nb. Kalau mau minta tanda tangan, boleh banget, tapi gue agak belum percaya diri nih, mengingat tulisan-tulisannya aja belum ada.
(oke, itu tentang yang penerbit, gue masih ngayal kok. bahkan tentang bukunya pun masih semi ngayal. Tapi yang pasti, tulisan-tulisan itu akan bisa dinikmati di sini. Hihiihi)
Nah, dalam perencanaan gue, gue akan membuat sebuah karya yang sangat gue ya. Dalam hal ini berarti: atraktif, dodol, insightful, semi-semi jujur ngarang. Begitu ya kira-kira. Rancangan itu kemudian akan gue beri judul “Buku Petuah”. Kenapa demikian? Karena yaa, ini yang dibutuhkan olah masyarakat kita ya *makin banyak gaya*. Petuah itu kadang lebih gampang diucapkan daripada dilakukan, benar? Nah, karena itu saya lebih memilii menuliskannya daripada menjalankannya. Huahahahaa…
Kira-kira sekian pengantar dari gue ya. Ini dibuat bahkan sebelum ada cerita-ceritanya *jadi inget pas buat skripsi, kata pengantar udah jadi aja sebelum skripsi rampung*. Jadi maafkan jika para pembaca setiaku harus menunggu setiap posting-annya.
Akhir kata, sama seperti awal kata gue, mohon doa restu buat kelancaran ide kreatif selama berjalannya proses jangka panjang ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
Nb. Kalau mau minta tanda tangan, boleh banget, tapi gue agak belum percaya diri nih, mengingat tulisan-tulisannya aja belum ada.
Langganan:
Postingan (Atom)