Kamis, 06 November 2014

Hujan Jakarta

Tulisan ini harus hujan di Jakarta. Ya, bukan lagi Bogor. Kita tinggalkan sejenak hujan di Bogor. Biarlah ia di sana bersenang-senang menari bersama bayangmu. Sudah kurelakan bayang itu, sejak aku menginjakkan dan memulai kehidupanku di Jakarta. Rela meninggalkan bayang di Bogor. Lalu apa serunya hujan di Jakarta sehingga ia layak menempati posisi judul tulisan ini?

Kebohongan.



Aku tidak pernah rela meninggalkanmu. 

Aku selalu membawamu ke mana-mana.

*

Hujan di Jakarta sudah lewat. Kamu terus saja menerobos, menerabas dengan derasnya.

Aku berkelana ke mana-mana, tetapi tetap berujung ke sana, ke kamu.
Kamu tidak ke mana-mana, tetapi selalu berpindah dari benak ke hati, bolak-balik.

Aku yakin, hujan tidak pernah berhenti. Aku percaya, ini hanya perkara datang dan pergi. Sama seperti rasaku tentang kita. Izinkan aku membawanya ketika berangkat dan pulang setiap kali. Izinkan aku untuk tidak pernah berhenti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar