sebelumnya, mungkin perlu diperjelas dulu judulnya. mana yang lebih menjijikkan? kepalsuan, atau kejujuran? *hazeg, daleeem. hahaha*
tulisan kali ini bermula dari dua buah peristiwa yang terjadi di kosan beberapa hari yang lalu. dua peristiwa yang karena kelebaian penulis menjadi dua peristiwa yang mendalam *ininya aja lebay.hahaha*
kejadian pertama.
satu orang perempuan, sedang makan. setau gue nih ya, sepengenalan gue ke dia, jaraaaang banget deh doi makan itu dengan anggun nan rupawan. *pit, pas nulis kalimat ini, gue berasa deja vu, apa gue pernah nulis ini ya?* nah, tetiba aja, pas lagi makan dan becanda-canda, dia menyendokkan makanannya dengan sangat elegan. dan pecahlah derai tawa diantara kami berdua.
"aahaaahahaha.. aiihh, jijik! sumpah,, geliiii...!! bukan lo banget, anjiirr!! hahaha..!! palsu tuh palsuu, jijiikk aah..!!"
kejadian kedua.
kami berdua sedang duduk2 atau sedang berbaring ya lupa, dan tetiba perempuan yang satunya berkata dengan jujurnya "gue mau kentut..." dan sebelum permintaan izin diterima .... duuuttt.... mantap.... yang disusul dengan kembali derai tawa membahana di satu kamar itu.
"huahahaha..!!! ternyata jujur juga ga kalah menjijikkannya, dodoool..!!! bau! jijiikk..!!! hahahaaha..."
*
saat gue sedang tidak menjadi diri gue, gue bisa mengatakan itu menjijikkan, yaaa walaupun yang terlihat adalah keindahan.
saat gue sedang menjadi diri gue, saat yang terlihat adalah yang menjijikkan, ya memang itulah bagian diri gue yang menjijikkan.
dan gue lebih bangga melihat diri gue yang menjijikkan tapi jujur, daripada melihat gue yang menjijikkan dalam kepalsuan.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar